Mau tau prinsip dasar akuntansi itu apa? Hemm... aku juga :D Soalnya jika aku ketemu orang yang
berpendidikan dan mereka tanya aku itu ngambil jurusan apa? Terus nanya-nanya tentang akuntansi (because
I’m majoring accounting) bisa malu dong, kalo ngga tau... apa lagi dah
mahasiswi :) aku sih tau
tapi kurang detail. Nah... untuk lebih detail dan lebih perfectnya, ada lima
prinsip dasar akuntansi yang bisa menjadi pengetahuan bagi teman-teman, bagi
pengusaha, dan bagi siapa pun yang butuh.
Prinsip
dasar akuntansi ini mendasari akuntansi dan juga seluruh laporan keuangan.
Prinsip akuntansi ini dimulai dari tujuan laporan keuangan, postutat akuntansi,
dan konsep teoritis akuntansi, serta sebagai dasar pengembangan teknik atau
prosedur akuntansi yang dipakai dalam menyusun laporan keuangan.
1. Historical
Cost Principle (Prinsip Biaya Historis)
Prinsip
ini menggunakan harga perolehan dalam mencatat aktiva. utang, modal, dan
biaya. Maksud dari harga perolehan adalah harga pertukaran yang disetuiui
oleh kedua belah pihak vang tersangkut dalam transaksi. Harga perolehan ini
harus terjadi dalam transaksi di antara kedua belah pihak yang bebas. Harga
pertukaran ini dapat terjadi pada seluruh transaksi dengan pihak ekstern, baik
yang menyangkut aktiva, utang, modal atau transaksi lainnya. Biaya memiliki
keunggulan yang penting dibandingkan penilaian yang lainnya, yaitu dapat
diandalkan.
2. Revenue
Recognition Principle (Prinsip pengakuan Pendapatan)
Prinsip
Pengakuan Pendapatan adalah aliran masuk harta-harta (aktiva) yang timbul dari
penyerahan barang atau jasa yang dilakukan oleh suatu unit usaha selama suatu
periode tertentu. Dasar yang digunakan untuk mengukur besamya pendapatan adalah
jumlah kas atau ekuivalennya yang diterima dari transaksi penjualan dengan pihak
yang bebas. Istilah pendapatan dalam prinsip ini merupakan istilah yang luas,
di mana di dalam pendapatan termasuk pendapatan sewa, laba penjualan aktiva dan
lain-lain. Batasan umum yang biasanya digunakan adalah semua perubahan dalam
jumlah bersih aktiva selain yang berasal dari pernilik perusahaan.
Biasanya
pendapatan diakui pada saat terjadinya penjualan barang atau jasa. Yaitu saat
ada kepastian mengenai besarnya pendapatan yang diukur dengan aktiva yang
diterima. Tetapi ketentuan umum ini tidak selalu dapat diterapkan, sehingga
timbul beberapa ketentuan lain untuk mengakui pendapatan.
Pengecualian-pengecualian itu adalah pengakuan pendapatan saat produksi
selesai, selama masa produksi dan pada saat kas diterima.
3. Matching
Principle ( Prinsip Mempertemukan)
Priinsip
ini adalah mempertemukan biaya dengan pendapatan yang timbul karena biaya
tersebut Prinsip ini berguna untuk menentukan besamya penghasilan bersih setiap
periode. Karena biaya itu harus dipertemukan dengan pendapatannya, maka
pembebanan biaya sangat tergantung pada saat pengakuan pendapatan. Apabila
pengakuan suatu pendapatan ditunda, maka pembebanan biayanya juga akan ditunda
sampai saat diakuinya pendapatan.
Penerapan
prinsip ini. juga menghadapi beberapa kesulitan. Misalnya, dalam hal
biaya-biaya yang tidak mempunyai hubungan yang jelas dengan pendapatan, maka
sulit untuk mempertemukan biaya dengan pendapatannya. Contoh, biaya
administrasi dan umum tidak dapat dihubungkan dengan pendapatan perusahaan.
Kesulitan seperti ini diatasi dengan membebankan biaya-biaya tersebut ke
periode terjadinya.
Biasanya
biaya-biaya seperti itu disebut period costs. Sebabnya, biaya produksi seperti
biaya baban baku, upah langsung dan biaya produksi tidak langsung, mempunyai
hubungan yang jelas dengan pendapatan, sehingga dapat dengan mudah
dipertemukan. Kesulitan yang lain seperti dalam hal biaya yang mempunvai
manfaat untuk beberapa periode. Biaya-biaya seperti ini ditunda pembebanannya
karena mernpunyai fungsi menimbulkan pendapatan. Masalahnya adalah alokasi
setiap periodenya. Dasar alokasi yang digunakan dalam metode-metode depresiasi
dan amortisasi hampir semuanya berdasarkan taksiran-taksiran yang tidak jelas
hubungannya dengan pendapatan.
Salah
satu akibat dari prinsip ini adalah digunakannya dasar waktu (accrual basis)
dalam pembebanan biaya. Dalam prakteknya digunakan jurnal-jurnal penyesuaian
setiap akhir periode untuk mempertemukan biaya dengan pendapatan.
4. Consistency
Principle (Prinsip Konsistensi)
Agar
laporan keuangan dapat dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya, maka metode
dan prosedur-prosedur yang digunakan dalam proses akuntansi harus diterapkan
secara konsisten dari tahun ke tahun. Sehingga bila terdapat perbedaan antara
suatu pos dalam dua periode, dapat segera diketahui bahwa perbedaan itu bukan
selisih akibat penggunaan metode yang berbeda.
Konsistensi
tidak dimaksudkan sebagai larangan penggantian metode, jadi masih dimungkinkan
untuk mengadakan perubahan metode yang dipakai. Tetapi jika ada penggantian
metode, maka akibat (selisih) yang cukup berarti (material) terhadap laba
perusahaan harus dijelaskan dalam laporan keuangan, tergantung dari sifat dan
perlakuan terhadap perubahan metode atau prinsip tersebut.
5. Full
Disclosure Principle (Prinsip Pengungkapan Penuh)
Yang
dimaksud dengan prinsip pengungkapan lengkap adalah menyajikan informasi yang
lengkap dalam laporan keuangan. Karena infomasi yang disajikan itu merupakan
ringkasan dari transaksi-transaksi dalam satu periode dan juga saldo-saldo dari
rekening-rekening tertentu, tidaklah mungkin untuk memasukkan semua
informasi-informasi yang ke dalam laporan keuangan.
That
way tentang prinsip dasar akuntansi, and hopefully useful 4 U all :) :) :) :)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar