Akuntansi
pada dasarnya seperti pedang bermata dua, di satu sisi bisa menjadi bahasa yang
menyampaikan informasi keuangan yang bermanfaat bagi para stakeholder, namun di
sisi lain bisa menjadi racun ketika informasi yang disajikannya ternyata tidak
benar. Akuntansi disebut sebagai bahasa bisnis karena merupakan suatu alat
untuk menyampaikan informasi keuangan kepada pihak-pihak yang memerlukannya.
Semakin baik kita mengerti bahasa tersebut, maka semakin baik pula keputusan
kita, dan semakin baik kita dalam mengelola keuangan. Untuk menyampaikan
informasi-informasi tersebut, maka digunakanlah laporan akuntansi atau yang
dikenal sebagai laporan keuangan.
International
Accounting Standards, yang lebih dikenal sebagai International Financial
Reporting Standards (IFRS), merupakan standar tunggal pelaporan akuntansi yang
memberikan penekanan pada penilaian (revaluation) profesional dengan
disclosures yang jelas dan transparan mengenai substansi ekonomis transaksi,
penjelasan hingga mencapai kesimpulan tertentu. Standar ini muncul akibat tuntutan
globalisasi yang mengharuskan para pelaku bisnis di suatu Negara ikut serta
dalam bisnis lintas negara. Untuk itu diperlukan suatu standar internasional
yang berlaku sama di semua Negara untuk memudahkan proses rekonsiliasi bisnis.
Perbedaan utama standar internasional ini dengan standar yang berlaku di
Indonesia terletak pada penerapan revaluation model, yaitu kemungkinkan
penilaian aktiva menggunakan nilai wajar, sehingga laporan keuangan disajikan
dengan basis ‘true and fair‘. Konvergensi merupakan penggabungan dua
hal atau lebih, untuk bertemu dan bersatu dalam suatu titik. Konvergensi
dalam standar akuntansi internasional (IFRS) berarti penggabungan
atau pengintegrasian standar akuntansi yang ada di setiap negara untuk digunakan
dan diarahkan ke dalam satu titik tujuan yaitu IFRS (International Financial
Report Standart). IFRS (International Financial Reporting Standard) merupakan
standar akuntansi internasional yang diterbitkan oleh IASB (International
AccountingStandard Board).
Konvergensi
PSAK ke IFRS
Dua
puluh Sembilan Standar Akuntansi Keuangan (SAK) masuk dalam program konvergensi
IFRS yang dicanangkan DSAK IAI tahun 2009 dan 2010. “Sasaran konvergensi IFRS
yang telah dicanangkan IAI pada tahun 2012 adalah merevisi PSAK agar secara
material sesuai dengan IFRS versi 1 Januari 2009 yang berlaku efektif tahun
2011/2012,” demikian disampaikan Ketua DSAK IAI Rosita Uli Sinaga pada Public
Hearing Eksposure Draft PSAK 1 (Revisi 2009) tentang Penyajian Laporan
Keuangan, di Jakarta Kamis 20 Agustus 2009 lalu. Program konvergensi DSAK
selama tahun 2009 adalah sebanyak 12 Standar, yang meliputi:
1) IFRS 2 Share-based
payment
2) IAS 21 The effects of
changes in foreign exchange rates
3) IAS 27 Consolidated
and separate financial statements
4) IFRS 5 Non-current
assets held for sale and discontinued operations
5) IAS 28 Investments in
associates
6) IFRS 7 Financial
instruments: disclosures
7) IFRS 8 Operating
segment
8) IAS 31 Interests in
joint ventures
9) IAS 1 Presentation of
financial
10) IAS 36 Impairment of assets
11) IAS 37 Provisions,
contingent liabilities and contingent asset
12) IAS 8 Accounting
policies, changes in accounting estimates and errors
13) Program konvergensi
DSAK selama tahun 2010 adalah sebanyak 17 Standar sebagai berikut:
14) IAS 7 Cash flow
statements
15) IAS 41 Agriculture
16) IAS 20 Accounting for
government grants and disclosure of government assistance
17) IAS 29 Financial
reporting in hyperinflationary economies
18) IAS 24 Related party
disclosures
19) IAS 38 Intangible
Asset
20) IFRS 3 Business
Combination
21) IFRS 4 Insurance
Contract
22) IAS 33 Earnings per
share
23) IAS 19 Employee
Benefits
24) IAS 34 Interim
financial reporting
25) IAS 10 Events after
the Reporting Period
26) IAS 11 Construction
Contracts
27) IAS 18 Revenue
28) IAS 12 Income Taxes
29) IFRS 6 Exploration
for and Evaluation of Mineral Resources
30) IAS 26 Accounting and
Reporting by Retirement Benefit Plan
Banyaknya
standar yang harus dilaksanakan dalam program konvergensi ini menjadi tantangan
yang cukup berat bagi DSAK IAI periode 2009-2012. Implementasi program ini akan
dipersiapkan sebaik mungkin oleh IAI. Dukungan dari semua pihak agar proses
konvergensi ini dapat berjalan dengan baik tentunya sangat diharapkan.
Ditambahkan bahwa tantangan konvergensi IFRS 2012 adalah kesiapan praktisi akuntan
manajemen, akuntan publik, akademisi, regulator serta profesi pendukung lainnya
seperti aktuaris dan penilai. Akuntan Publik diharapkan dapat segera mengupdate
pengetahuannya sehubungan dengan perubahan SAK, mengupdate SPAP dan
menyesuaikan pendekatan audit yang berbasis IFRS. Akuntan Manajemen/Perusahaan
dapat mengantisipasi dengan segera membentuk tim sukses konvergensi IFRS yang
bertugas mengupdate pengetahuan Akuntan Manajeman, melakukan gap analysis dan
menyusun road map konvergensi IFRS serta berkoordinasi dengan proyek lainnya
untuk optimalisasi sumber daya.
Akuntan
Akademisi/Universitas diharapkan dapat membentuk tim sukses konvergensi IFRS
untuk mengupdate pengetahuan Akademisi, merevisi kurikulum dan silabus serta
melakukan berbagai penelitian yang terkait serta Memberikan input/komentar
terhadap ED dan Discussion Papers yang diterbitkan oleh DSAK maupun IASB.
Regulator perlu melakukan penyesuaian regulasi yang perlu terkait dengan
pelaporan keuangan dan perpajakan serta melakukan upaya pembinaan dan supervisi
terhadap profesi yang terkait dengan pelaporan keuanganseperti penilai dan
aktuaris. Asosiasi Industri diharap dapat menyusun Pedoman Akuntansi Industri
yang sesuai dengan perkembangan SAK, membentuk forum diskusi yang secara
intensif membahas berbagai isu sehubungan dengan dampak penerapan SAK dan
secara proaktif memberikan input/komentar kepada DSAK IAI.
Program
Kerja DSAK lainnya yaitu: Mencabut PSAK yang sudah tidak relevan karena
mengadopsi IFRS; Mencabut PSAK Industri; Mereformat PSAK yang telah diadopsi
dari IFRS dan diterbitkan sebelum 2009; Melakukan kodifikasi penomoran PSAK dan
konsistensi penggunaan istilah; Mengadopsi IFRIC dan SIC per 1 January 2009;
Memberikan komentar dan masukan untuk Exposure Draft dan Discussion Paper IASB;
Aktif berpartisipasi dalam berbagai pertemuan organisasi standard setter,
pembuat standar regional/internasional; serta Menjalin kerjasama lebih efektif
dengan regulator, asosiasi industri dan universitas dalam rangka konvergensi
IFRS. IFRS merupakan standar akuntansi internasional yang diterbitkan oleh
International Accounting Standard Board (IASB). Standar Akuntansi Internasional
(International Accounting Standards/IAS) disusun oleh empat organisasi utama
dunia yaitu Badan Standar Akuntansi Internasional (IASB), Komisi Masyarakat
Eropa (EC), Organisasi Internasional Pasar Modal (IOSOC), dan Federasi
Akuntansi Internasioanal (IFAC).
Badan
Standar Akuntansi Internasional (IASB) yang dahulu bernama Komisi Standar
Akuntansi Internasional (AISC), merupakan lembaga independen untuk menyusun
standar akuntansi. Organisasi ini memiliki tujuan mengembangkan dan mendorong
penggunaan standar akuntansi global yang berkualitas tinggi, dapat dipahami dan
dapat diperbandingkan (Choi et al., 1999 dalam Intan Immanuela, puslit2.petra.ac.id).
Natawidnyana(2008), menyatakan bahwa Sebagian besar standar yang menjadi bagian
dari IFRS sebelumnya merupakan International Accounting Standards (IAS). IAS
diterbitkan antara tahun 1973 sampai dengan 2001 oleh International Accounting
Standards Committee (IASC). Pada bulan April 2001, IASB mengadospsi seluruh IAS
dan melanjutkan pengembangan standar yang dilakukan.
Struktur
IFRS
International
Financial Reporting Standards mencakup:
1)
International
Financial Reporting Standards (IFRS) – standar yang diterbitkan setelah tahun
2001
2)
International
Accounting Standards (IAS) – standar yang diterbitkan sebelum tahun 2001
3)
Interpretations
yang diterbitkan oleh International Financial Reporting Interpretations
Committee (IFRIC) – setelah tahun 2001
4)
Interpretations
yang diterbitkan oleh Standing Interpretations Committee (SIC) – sebelum tahun
2001 (www.wikipedia.org)
Secara
garis besar ada empat hal pokok yang diatur dalam standar akuntansi. Yang
pertama berkaitan dengan definisi elemen laporan keuangan atau informasi lain
yang berkaitan. Definisi digunakan dalam standar akuntansi untuk menentukan
apakah transaksi tertentu harus dicatat dan dikelompokkan ke dalam aktiva,
hutang, modal, pendapatan dan biaya. Yang kedua adalah pengukuran dan
penilaian. Pedoman ini digunakan untuk menentukan nilai dari suatu elemen
laporan keuangan baik pada saat terjadinya transaksi keuangan maupun pada saat
penyajian laporan keuangan (pada tanggal neraca). Hal ketiga yang dimuat dalam
standar adalah pengakuan, yaitu kriteria yang digunakan untuk mengakui elemen
laporan keuangan sehingga elemen tersebut dapat disajikan dalam laporan
keuangan. Yang terakhir adalah penyajian dan pengungkapan laporan keuangan.
Komponen keempat ini digunakan untuk menentukan jenis informasi dan bagaimana
informasi tersebut disajikan dan diungkapkan dalam laporan keuangan. Suatu
informasi dapat disajikan dalam badan laporan (Neraca, Laporan Laba/Rugi) atau
berupa penjelasan (notes) yang menyertai laporan keuangan (Chariri, 2009).
Proses
Konvergensi PSAK ke IFRS
Indonesia
saat ini belum mewajibkan bagi perusahaan-perusahaan di Indonesia menggunakan
IFRS melainkan masih mengacu kepada standar akuntansi keuangan lokal. Dewan
Pengurus Nasional IAI bersama-sama dengan Dewan Konsultatif SAK dan Dewan SAK
merencanakan tahun 2012 akan menerapkan standar akuntansi yang mendekati
konvergensi penuh kepada IFRS. IFRS (International Financial
Reporting Standard) merupakan pedoman penyusunan laporaan keuangan yang
diterima secara global. Sejarah terbentuknya pun cukup panjang dari
terbentuknya IASC/ IAFC, IASB, hingga menjadi IFRS seperti
sekarang ini. Jika sebuah negara menggunakan IFRS, berarti negara
tersebut telah mengadopsi sistem pelaporan keuangan yang berlaku secara global
sehingga memungkinkan pasar dunia mengerti tentang laporan keuangan perusahaan
di negara tersebut berasal.
Indonesia
pun akan mengadopsi IFRS secara penuh pada 2012 nanti, seperti
yang dilansir IAI pada peringatan HUT nya yang ke – 51. Dengan mengadopsi penuhIFRS,
laporan keuangan yang dibuat berdasarkan PSAK tidak memerlukan rekonsiliasi
signifikan dengan laporan keuangan berdasarkan IFRS. Adopsi penuh IFRS
diharapkan memberikan manfaat :
1) memudahkan pemahaman
atas laporan keuangan dengan menggunakan SAK yang dikenal secara internasional
2) meningkatkan arus
investasi global
3) menurunkan biaya
modal melalui pasar modal global dan menciptakan efisiensi penyusunan laporan
keuangan
Dari
data-data di atas kebutuhan Indonesia untuk turut serta melakukan program
konverjensi tampaknya sudah menjadi keharusan jika kita tidak ingin tertinggal.
Sehingga, dalam perkembangan penyusunan standar akuntansi di Indonesia oleh
Dewan Standar Akuntansi Keuangan (DSAK) tidak dapat terlepas dari perkembangan
penyusunan standar akuntansi internasional yang dilakukan oleh International
Accounting Standards Board (IASB). Standar akuntansi keuangan nasional saat ini
sedang dalam proses secara bertahap menuju konverjensi secara penuh dengan
International Financial Reporting Standards yang dikeluarkan oleh IASB. Adapun
posisi IFRS/IAS yang sudah diadopsi hingga saat ini dan akan diadopsi pada
tahun 2009 dan 2010 adalah seperti yang tercantum dalam daftar- daftar berikut
ini.
Tabel
1:
IFRS/IAS
yang Telah Diadopsi ke dalam PSAK hingga 31 Desember 2008
1) IAS 2 Inventories
2) IAS 10 Events after
balance sheet date
3) IAS 11 Construction
contracts
4) IAS 16 Property,
plant and equipment
5) IAS 17 Leases
6) IAS 18 Revenues
7) IAS 19 Employee
benefits
8) IAS 23 Borrowing
costs
9) IAS 32 Financial
instruments: presentation
10) IAS 39 Financial
instruments: recognition and measurement
11) IAS 40 Investment
propert
Tabel
2:
IFRS/IAS
yang Akan Diadopsi ke dalam PSAK pada Tahun 2009
1) IFRS 2 Share-based
payment
2) IFRS 4 Insurance
contracts
3) IFRS 5 Non-current
assets held for sale and discontinued operations
4) IFRS 6 Exploration
for and evaluation of mineral resources
5) IFRS 7 Financial
instruments: disclosures
6) IAS 1 Presentation of
financial statements
7) IAS 27 Consolidated
and separate financial statements
8) IAS 28 Investments in
associates
9) IFRS 3 Business
combination
10) IFRS 8 Segment
reporting
11) IAS 8 Accounting
policies, changes in accounting estimates and errors
12) IAS 12 Income taxes
13) IAS 21 The effects of
changes in foreign exchange rates
14) IAS 26 Accounting and
reporting by retirement benefit plans
15) IAS 31 Interests in
joint ventures
16) IAS 36 Impairment of
assets
17) IAS 37 Provisions,
contingent liabilities and contingent assets
18) IAS 38 Intangible
assets
Tabel
3:
IFRS/IAS
yang Akan Diadopsi ke dalam PSAK pada Tahun 2010
1) IAS 7 Cash flow
statements
2) IAS 20 Accounting for
government grants and disclosure of government assistance
3) IAS 24 Related party
disclosures
4) IAS 29 Financial
reporting in hyperinflationary economies
5) IAS 33 Earning per
share
6) IAS 34 Interim
financial reporting
Dan
untuk hal-hal yang tidak diatur standar akuntansi internasional, DSAK akan
terus mengembangkan standar akuntansi keuangan untuk memenuhi kebutuhan nyata
di Indonesia, terutama standar akuntansi keuangan untuk transaksi syariah,
dengan semakin berkembangnya usaha berbasis syariah di tanah air. Landasan
konseptual untuk akuntansi transaksi syariah telah disusun oleh DSAK dalam
bentuk Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan Syariah. Hal
ini diperlukan karena transaksi syariah mempunyai karakteristik yang berbeda
dengan transaksi usaha umumnya sehingga ada beberapa prinsip akuntansi umum
yang tidak dapat diterapkan dan diperlukan suatu penambahan prinsip akuntansi
yang dapat dijadikan landasan konseptual. Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan
untuk transaksi syariah akan dimulai dari nomor 101 sampai dengan 200. (SY). Indonesia
harus mengadopsi standar akuntansi internasional (International Accounting
Standard/IAS) untuk memudahkan perusahaan asing yang akan menjual saham di
negara ini atau sebaliknya. Namun demikian, untuk mengadopsi standar
internasional itu bukan perkara mudah karena memerlukan pemahaman dan biaya
sosialisasi yang mahal.
Membahas
tentang IAS saat ini lembaga-lembaga yang aktif dalam usaha harmonisasi standar
akuntansi ini antara lain adalah IASC (International Accounting Standard
Committee), Perserikatan Bangsa-Bangsa dan OECD (Organization for Economic
Cooperation and Development). Beberapa pihak yang diuntungkan dengan adanya harmonisasi
ini adalah perusahaan-perusahaan multinasional, kantor akuntan internasional,
organisasi perdagangan, serta IOSCO (International Organization of Securities
Commissions). Iqbal, Melcher dan Elmallah (1997:18) mendefinisikan akuntansi
internasional sebagai akuntansi untuk transaksi antar negara, pembandingan
prinsip-prinsip akuntansi di negara-negara yang berlainan dan harmonisasi
standar akuntansi di seluruh dunia. Suatu perusahaan mulai terlibat dengan
akuntansi internasional adalah pada saat mendapatkan kesempatan melakukan
transaksi ekspor atau impor. Standard akuntansi internasional (IAS) adalah
standard yang dapat digunakan perusahaan multinasional yang dapat menjembatani
perbedaan-perbedaan antar Negara, dalam perdagangan multinasional.
IASC
didirikan pada tahun 1973 dan beranggotakan anggota organisasi profesi akuntan
dari sepuluh negara. Di tahun 1999, keanggotaan IASC terdiri dari 134
organisasi profesi akuntan dari 104 negara, termasuk Indonesia. Tujuan IASC
adalah (1) merumuskan dan menerbitkan standar akuntansi sehubungan dengan
pelaporan keuangan dan mempromosikannya untuk bisa diterima secara luas di
seluruh dunia, serta (2) bekerja untuk pengembangan dan harmonisasi standar dan
prosedur akuntansi sehubungan dengan pelaporan keuangan. IASC memiliki kelompok
konsultatif yang disebut IASC Consultative Group yang terdiri dari pihak-pihak
yang mewakili para pengguna laporan keuangan, pembuat laporan keuangan,
lembaga-lembaga pembuat standar, dan pengamat dari organisasi antar-pemerintah.
Kelompok ini bertemu secara teratur untuk membicarakan kebijakan, prinsip dan
hal-hal yang berkaitan dengan peranan IASC.
IFRS
(Internasional Financial Accounting Standard) adalah suatu upaya untuk
memperkuat arsitektur keungan global dan mencari solusi jangka panjang terhadap
kurangnya transparansi informasi keuangan.
Tujuan
IFRS adalah : memastikan bahwa laporan keungan interim perusahaan untuk
periode-periode yang dimaksukan dalam laporan keuangan tahunan, mengandung
informasi berkualitas tinggi yang :
1) transparansi bagi
para pengguna dan dapat dibandingkan sepanjang peiode yang disajikan
2) menyediakan titik
awal yang memadai untuk akuntansi yang berdasarkan pada IFRS
3) dapat dihasilkan
dengan biaya yang tidak melebihi manfaat untuk para pengguna
Manfaat
dari adanya suatu standard global:
1) Pasar modal menjadi
global dan modal investasi dapat bergerak di seluruh dunia tanpa hambatan
berarti. Stadart pelaporan keuangan berkualitas tinggi yang digunakan secara
konsisten di seluruh dunia akan memperbaiki efisiensi alokasi local
2) investor dapat
membuat keputusan yang lebih baik
3) perusahaan-perusahaan
dapat memperbaiki proses pengambilan keputusan mengenai merger dan akuisisi
4) gagasan terbaik yang
timbul dari aktivitas pembuatan standard dapat disebarkan dalam mengembangkan
standard global yang berkualitas tertinggi.
Hamonisasi
telah berjalan cepat dan efektif, terlihat bahwa sejumlah besar perusahaan
secara sukarela mengadopsi standard pelaporan keuangan Internasional (IFRS).
Banyak Negara yang telah mengadopsi IFRS secara keseluruhan dan menggunakan
IFRS sebagai dasar standard nasional. Hal ini dilakukan untuk menjawab
permintaan investor institusional dan pengguna laporan keuangan lainnya. Usaha-usaha
standard internasional ini dilakukan secara sukarela, saat standard
internasional tidak berbeda dengan standard nasional, maka tidak akan ada
masalah, yang menjadi masalah, apabila standard internasional berbeda dengan
standard nasional. Bila hal ini terjadi, maka yang didahulukan adalah standard
nasional (rujukan pertama).
Banyak
pro dan kontra dalam penerapan standard internasional, namun seiring waktu,
Standard internasional telah bergerak maju, dan menekan Negara-negara yang
kontra. Contoh : komisi pasar modal AS, SEC tidak menerima IFRS sebagai dasar
pelaporan keuangan yang diserahkan perusahaan-perusahaan yang mencatatkan saham
pada bursa efek AS, namun SEC berada dalam tekanan yang makin meningkat untuk
membuat pasar modal AS lebih dapat diakses oleh para pembuat laporan non-AS.
SEC telah menyatakan dukungan atas tujuan IASB untuk mengembangkan standard
akuntansi yang digunakan dalam laporan keuangan yang digunakan dalam penawaran
lintas batas.
Dengan
pengadopsian IFRS memang diperuntukkan sebagai contoh bahwa dalam hidup kita
memang mengalami perubahan, dan perubahan ini terjadi akibat adanya
perkembangan dari segala aspek. Namun dalam mengadopsi IFRS , sayangnya masih
terdapat pihak-pihak yang mungkin menentangnya, contoh alasannya adalah pemahaman
yang mungkin masih dirasa kurang. Mengapa tidak, IFRS ini dalam penjelasannya
masih menggunakan bahasa Inggris yang berarti kita harus menerjemahkannya
kedalam bahasa yang sesuai dengan Negara yang akan menganutnya. Dengan ini,
permasalahannya adalah kita memerlukan banya waktu untuk menerjemahkan. Serta
anggapan bahwa dengan pengubahan ini menimbulkan biaya yang lumayan besar.
Karena inilah pengadopsian IFRS di Indonesia belum berjalan. Pendapat yang
memahami konvergensi IFRS adalah full adoption menyatakan Indonesia harus
mengadopsi penuh seluruh ketentuan dalam IFRS, termasuk penyimpangan dari IFRSs
sebagaimana yang diatur dalam IAS 1 (2009): Presentation of Financial
Statements paragraf 19-24. IFRS menekankan pada principle base dibandingkan
rule base.
Tujuan
akhir dari konvergensi IFRS adalah PSAK sama dengan IFRS tanpa adanya
modifikasi sedikitpun. Di sisi lain, tanpa perlu mendefinisikan konvergensi
IFRS itu sendiri, berdasarkan pengalaman konvergensi beberapa IFRS yang sudah
dilakukan di Indonesia tidak dilakukan secara full adoption. Sistem
kepengurusan perusahaan di Indonesia yang memiliki dewan direksi dan dewan
komisaris (dual board system) berpengaruh terhadap penentuan kapan peristiwa
setelah tanggal neraca, sebagai contoh lain dari perbedaan antara PSAK dengan
IFRS. Indonesia melalui Dewan Standar Akuntansi Keuangan (DSAK) – Ikatan
Akuntan Indonesia (IAI) sedang melakukan proses konvergensi IFRS dengan target
penyelesaian tahun 2012. IFRS menekankan pada principle base dibandingkan rule
base. Sasaran Konvergensi IFRS tahun 2012, yaitu merevisi PSAK agar sesuai
dengan IFRS versi 1 Januari 2009 yang berlaku di tahun 2011/2012, Konvergensi
IFRS di Indonesia dilakukan secara bertahap. Adapun manfaat yang diperoleh dari
konvergensi IFRS adalah memudahkan pemahaman atas laporan keuangan dengan
penggunaan SAK yang dikenal secara internasional, meningkatkan arus investasi
global melalui transparansi, menurunkan biaya modal dengan membuka peluang fund
raising melalui pasar modal secara global, menciptakan efisiensi penyusunan
laporan keuangan.
Negara
kita mengacu pada IFRS karena kita tidak bisa menolak arus globalisasi karena
bagaimanapun juga agar negara kita dapat disetarakan dalam kegiatan
perekonomian internasional, dan dalam pembuatan laporan keuangan yang dapat
diakui secara internasional. Dapat dilihat dari semakin banyaknya investasi
asing yang masuk ke Indonesia. Di mana kita harus siap bersaing dengan tenaga
asing, khususnya akuntan luar negeri yang akan berdatangan sehubungan akan
tingginya permintaan akuntan berstandar internasional. Secara tidak langsung
negara kita pun tidak mau ketinggalan dalam bersaing oleh karena itu kita harus
segera mengejar target konvergensi IFRS tersebut
Manfaat
konvergensi IFRS adalah :
1) Memudahkan pemahaman
atas laporan keuangan dengan Standar Akuntansi Keuangan yang dikenal secara
internasional.
2) Meningkatkan arus
investasi global melalui transparansi.
3) Menurunkan biaya
modal dengan membuka peluang fund raising melalui pasar modal secara global.
4) Menciptakan efisiensi
penyusunan laporan keuangan.
5) Meningkatkan kualitas
laporan keuangan, dengan mengurangi kesempatan untuk melakukan earning
management.
Perlunya
konvergensi ke IFRS adalah
1) Mengurangi peran dari
badan otoritas dan panduan terbatas pada industri-industri spesifik.
2) Pendekatan terbesar
pada subtansi atas transaksi dan evaluasi dimana merefleksikan realitas ekonomi
yang ada.
3) Peningkatan daya
banding laporan keuangan dan memberikan informasi yang berkualitas di pasar
modal internasional.
4) Menghilangkan
hambatan arus modal internasional dengan mengurangi perbedaan dalam ketentuan
pelaporan keuangan.
5) Mengurangi biaya
pelaporan keuangan bagi perusahaan multinasional dan biaya untuk analisis
keuangan bagi para analis.
6) Meningkatkan kualitas
pelaporan keuangan menuju “best practise”.
Sumber
:
1) Choi D.S. Frederick
& Meek K. Gary. 2005. AKUNTANSI INTERNASIONAL, EDISI 5 BUKU 1. Jakarta :
Salemba Empat.
2) Ikatan Akuntan
Indonesia. Revisi 2009. Standar Akuntansi Keuangan. Jakarta: Salemba
Empat.
3) Ikatan Akuntan
Indonesia. 2012. Standar Akuntansi Keuangan. Jakarta : Salemba Empat.
4) Natawidnyana. 2008.
International Financial Reporting Standars: A Brief
Soal & Jawaban
1) penggabungan atau
pengintegrasian standar akuntansi yang ada di setiap negara untuk digunakan dan
diarahkan ke dalam satu titik tujuan yaitu IFRS, merupakan pengertian dari..
a. Standar Pelaporan
b. Laporan Keuangan
c. Kovergensi IFRS
d. Konseptual IFRS
Jawaban C
2) Kepanjangan IFRS
adalah
a. International
Financial Report System
b. International
Financial Report Standart
c. International
Finance Report Standart
d. International
Finance Report System
Jawaban B
3) Memudahkan pemahaman
atas laporan keuangan dengan penggunaan SAK yang dikenal secara internasional,
meningkatkan arus investasi global melalui transparansi, menurunkan biaya modal
dengan membuka peluang fund raising melalui pasar modal secara global,
merupakan…… dari IFRS
a. Manfaat dari
konvergensi IFRS
b. Keuntungan dari
konvergensi IFRS
c. Misi dari
konvergensi IFRS
d. Visi dari
konvergensi IFRS
Jawaban A
4) Berikut ini
adalah manfaat dari konvergensi IFRS, kecuali
a. Menciptakan
efisiensi penyusunan laporan keuangan.
b. Meningkatkan arus
investasi global melalui transparansi.
c. Menurunkan biaya
modal dengan membuka peluang fund raising melalui pasar modal secara global.
d. Meningkatkan
kualitas pelaporan keuangan menuju “best practise”.
Jawaban D
5) Dibawah ini merupakan
alasan perlunya konvergensi IFRS, kecuali
a. Mengurangi biaya
pelaporan keuangan bagi perusahaan multinasional dan biaya untuk analisis
keuangan bagi para analis.
b. Meningkatkan
kualitas laporan keuangan, dengan mengurangi kesempatan untuk melakukan earning
management.
c. Pendekatan
terbesar pada subtansi atas transaksi dan evaluasi dimana merefleksikan
realitas ekonomi yang ada.
d. Menghilangkan
hambatan arus modal internasional dengan mengurangi perbedaan dalam ketentuan
pelaporan keuangan.
Jawaban B
Tidak ada komentar:
Posting Komentar